Customer Relationship Management

PENGERTIAN

CRM adalah strategi bisnis yang fokus pada pelanggan yang didesain untuk mengoptimasi profitabiliti, revenue, dan customer satisfaction.

CRM merupakan suatu pendekatan sistematis dalam memanfaatkan informasi dan juga komunikasi untuk  untuk membangun hubungan yang berkesinambungan dan saling menguntungkan dengan pelanggan.

CRM merupakan strategi komprehensif dari perusahaan agar setiap proses dari daur hidup pelanggan itu dapat dimanfaatkan dengan optimal.

Customer Relationship Management meliputi semua aspek yang berkenaan dengan interaksi suatu perusahaan dengan pelanggannya. Hal ini bisa berupa penjualan jasa ataupun barang. Semuanya berawal dari kegiatan marketing terhadap pelanggan. Kegiatan marketing mengelola seluruh aspek dari daur hidup pelanggan, mulai dari    sales, acquisition, fulfillment, hingga retention, seperti ditunjukkan oleh gambar berikut ini.

CRM berguna bagi perusahaan dalam banyak hal. Pertama, proses otomatisasi dari seluruh data yang ingin dipakai perusahaan dalam membangun database pelanggan. Dapat dibayangkan betapa sulitnya mengumpulkan data-data pelanggan, mencatat berapa kali mereka menghubungi perusahaan dalam satu bulan, berapa kali mereka menggunakan produk atau layanan perusahaan, dan berbagai data lain jika dilakukan secara manual. Keuda, CRM ini memberikan laporan0laporan dari data yang dikumpulkan sehingga dapat menjadi informasi yang berguna bagi manajemen untuk proses pengambilan keputusan. CRM juga akan menjadi Decision Support System, dimana pihak manajemen tidak lagi direpotkan pada urusan teknis dalam membuat laporan dan menyusun informasi yang dibutuhkan. Namun demikian, inisiatif CRM pada perusahaan tidaklah semata hanya berhenti pada implementasi aplikasi CRM. CRM sekedar teknologi yang menjadi alat bagi perusahan. Untuk menjamin implementasi CRM yang sukses, banyak factor harus dibenahi terlebih dahulu oleh perusahaan.

ASPEK PENTING CRM

Ada 3 aspek penting yang perlu dibenahi perusahaan dalam proses CRM, yaitu orang, proses dan prosedur, serta sistem dan teknologi.

Aspek pertama, orang meliputi internalisasi cara berpikir orang tentang bagaimana melayani onsumen. Visi implementasi CRM harus jelas terlebih dahulu dan dipahami secara benar oleh suma karyawan dalam perusahaan. Salanjutnya adalah aspek kesiapan dari sisi pengetahuan dan keterampilan. Perusahaan perlu mengadakan pelathan-pelatihan dan proses belajar yang membuat karyawan lebih siap dalam proses implementasi CRM.

Aspek kedua, proses dan prosedur. Dari sisi proses dan prosedur, perusahaan harus mendefiniskan secara lebih jelas target market yang kan dibidik dan prosedur perusahaan secara lebih rinci dalam melayani konsumen. Hal ini penting agar karyawan yang berhubungan langsung dengan konsumen memiliki aturan yang jelas tentang bagaimana melayani pelanggan mereka.
Selain itu, satu hal yang juga penting adalah bagaimana perusahaan menghubungkan antara kepuasan pelanggan dengan kinerka karyawan. Artinya tidak hanya menjadi slogan dan jargon, tetapi proses layanan pelanggan menjadi sistem yang harus dijalankan oleh seluruh karyawan.

Aspek ketiga, strategi pemilihan dan pengembangan teknologi CRM. Perusahaan perlu membuat cetak biru tentang teknologi CRM seperti apa yang kan digunakan, bagaimana proses implementasinya, training, dan juga penerapannya yang berhubungan dengan sistem yang sudah ada sekarang.

Pada aspek implementasi ini, sebelum mengimplementaiskan ke seluruh perusahaan, perlu idlakukan proyek percontohan implementasi yang dievaluasi secara intensif dan menyeluruh. Proyek prcontohan ini penting agar menjaga proses implementasi keseluruhan dapat berjalan dengan sukses. Implementasi CRM dibanyak perusahaan ke depannya akan semakin banyak dilakukan, terutama disebabkan oleh persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan juga tuntuan konsumen yang semkain tinggi. Walaupun ada biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan, etatpi dibandingkan potensi keuntungan yang diperoleh tentu saja dapat dihitung sebagai investasi yang menguntungkan. Implementasi CRM pada akhirnya tidak hanya menyangkut teknologi, tetapi lebih pada strategi perusahaan secara keseluruhan. Strategi ini menyangkut persiapan karyawan perusahaan dan persiapan prosedur yang benar dalam proses pelayanan untuk kepuasan pelanggan. Teknologi pada akhirnya adalah lebih sebgai lat agar implementasi CRM berjalan dnegan sukses, walaupun sebaliknya tanpa dukunagn teknologi yang memadai, akan sulit mengimplementasikan CRM yang komprehensif bagi sebuah perusahaan.

CRM menggunakan teknologi informasi untuk membuat sistem perusahaan lintas fungsi yang mengintegrasikan dan mengotomatisasi berbagai proses layanan pelanggan di dalam penjualan, pemasaran, dan layanan produk yang dapat berinteraksi dangna pelanggan perusahaan. Sistem CRM ini terdiri dari modul software yang melakukan aktivitas bisnis seperti proses front-office. CRM menyediakan tool yang membuat bisnis dan karyawannya untuk menyediakan layanan kepada pelanggan secara cepat, tepat, bebas, dan konsisten.

Meskipun kemajuan teknologi komunikasi informasi telah menjadi pendorong utama di dalam implementasi CRM di dalam suatu perusahaan, namun masih ada beberapa hal yang menjadi pendorong dan penghalang yang perlu dipertimbangkan bagi penerapan CRM secara lebih menyeluruh dan berhasil.

MODUL-MODUL CRM

Modul-modul utama yang harus ada di dalam CRM adalah :

  1. Sales, menelusuri kontak pelanggan dan silus hidup dari pelanggan untuk cross-selling dan up-selling. Sebagai contoh, CRM akan mengingatkan bank sales representative utuk memanggil pelanggan ynag membuat deposit ynag besar untuk menawarkan kepadanya layanan investasi dan program kredit utama.
  2. Direct marketing and fulfillment, CRM dapat mengotomatisasi tugas-tugas seperti manajemen respon, penjadwalan kontak sales, menyediakan informasi terhadap calon pelanggan dan pelanggan.
  3. Customer service and support, CRM ,embantu manajer customer service secara cepat membuat, menunjuk, dan mengelola permintaan layanan. Bisa pula membimbing representative customer service did alma menolong pelanggan yang mempunyai problem dengan suatu produk atau service, dengan cara menyediakan data layanan yang relevan dan usulan bagi pemecahan problem.

KONSEP CRM

Aktivitas CRM pada dasarnya bertujuan agar perusahaan dapat mengenali pelanggan secara lebih detail dan melayani mereka sesuai kebutuhannya. Secara umum, beberapa aktivitas utama dari konsep CRM adalah sebagi berikut :

  • Membangun database yang kuat

Merupakan kunci utama pelaksanaan CRM. Ada banyak alas an mengapa perusahaan perlu membagun database pelanggan yang kuat. Pertama, database pelanggan adalah salah satu asset utama perusahan, yang juga dapat dihitung performanya sebagaimana performa financial yang lain. Kedua, database pelanggan dapat dijadikan ukuran tentang “nilai perusahaan sekarang”, dan kemungkinan performanya di masa mendatang.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan database pelanggan. Misalnya, melalaui penegmbalian kartu garansi yang harus diisi data lengkap pelanggan, melalui form apliasi untuk pengajauan kredit ataupun permintaan suatu layanan, dan yang paling popular adalah dengan menerbitkan kartu keanggotaan. Gambar di bawah ini merupakan contoh interaksi pelanggan dengan perusahaan dengan berbagai macam media.

salah satu factor penting agar pelanggan memberikan data-datanya kepada perusahaan adalah penawaran benefit untuk pelanggan. Kebanyakan perusahaan memebrikan reward point dan juga diskon jika menjadi anggota.

  • Membuat profil dari setiap pelanggan

Menyangkut segala aktivitas yang dilakukan oleh pelanggan mengenai penggunaan produk ataupun layanan perusahaan. Profil pelanggan akan memberikan gambarna tentang kebutuhan, keinginnan, dan juga concern mereka tentang produk atau layanan perusahaan.

Ada 2 hal yang menjadi parameter perusahaan dalam menentukan profiling pelanggan. Pertama adalah usage, menyangkut seberapa banyak mereka menggunakan produk atau layananp erusahaan, kapan menggunakannya dan produk atau layanan apa saja yang digunakan. Kedua adalah uses, menyangkut bagaimana pelanggan memakain produk atau jasa perusahaan. Profil inilah yang kemudian dapat dipakai oleh perusahaan untuk menentukan aktivitas marketing seperti apa ynag cocok dipalikasikan kepada pelanggan.

  • Analisis profitabilitas dari tiap-tiap pelanggan

Ada 2 hal yang dinilai dari masing-masing pelanggan. Pertama adalah penerimaan (revenue) yang dihasilkan dari masing-masing pelanggan, dan keuda adalah biaya (cost) yang harus dikeluarkan untuk melayanimaisng-masing pelanggan. Aspek revenue diliat dari :

  1. Penggunaan produk atau layanan perusahaan yang mereka konsumsi sekarang
  2. Menghitung seberapa banyak kemunginan penggunaan produk atau layanan tersebut pada tahun-tahun mendatang
  3. Kemungkinan penggunaan produk atau layanan lain yang disediakan perusahaan

Sedangkan dari aspek biaya, yang perlu dihitung adalah mulai dari biaya akuisisi hingga biaya untuk mempertahankan mereka. Satu lagi biaya yang perlu diperhitungkan adlah biaya yang dari kesempatan ynag hilang karena melayani pelanggan tersebut.

Dengan menghitung dan membandingkan antara aspek penerimaan dan biaya yang harus dikeluarkan, perusahaan dapat mulai memilah pelanggan mana yang memberikan keuntungan ynag lebih banyak dan mana yang tidak terlalu membreikan keuntungan yang besar. Pemilahan ini akan menjadi alat yang penting agar perusahaan dapat memberikan layanan yang sesuai dengan tingkat profitabilitas dari setiap pelanggan.

  • interaksi dengan pelanggan yang lebih targeted dan customized

Dengan profil yang lebih jelas, perusahaan akan lebih mudah untuk melihat kebutuhan yang berbeda-beda dari setiap pelanggan. Informasi ini akan memudahakan perusahaan untuk memberikan penawaran tentang produk dan layanan yang sisesuaikan kebutuhan mereka. Dengan tingkat kebutuhan yang dipetakan, perusahaan juga dapat memberikan komunikasi pemasaran terpadu yang lebih personal dan customized. Pelanggan akan lebih merasa diperlakukan secara individual yang tentu saja akan memberikan pengalaman yang lebih menarik dan mendukung proses kepuasan pelanggan. Dan tentu saja untuk jangka panjang adalah bagaimana hal tersebut dapat menciptakan loyalitas pelnaggan untuk terus memakai produk atau jasa dari perusahaan.

Selain aktifitas komunikasi yang lebih targeted, perusahaan juga dapat memberikan penawaran produk atau layanan yang secara khusu didesain berbeda untuk setiap pelanggan. Dengan demikian karena perusahaan sudah dapat menegnali kebutuhan pelanggan, tetunya akan lebih mudah bagi mereka untuk emalkuakan respond an transaksi.

Compiere

Pengertian

Compiere adalah salah satu piranti lunak Enterprise Resource Planning (ERP) berbasiskan Open Source yang dapat diimplementasikan pada perusahaan, terutama perusahaan distribusi.

Compiere dilengkapi dengan beberapa fitur, semisal Inventory Management, Purchasing, Sales Order, Account Payable, Account Receivable dan General Ledger sebagai pondasinya. Didukung dengan kemampuan multi currency, multi company dan multi language, Compiere sangat cocok bagi perusahaan-perusahaan berbentuk group of companies.

Kemampuan Compiere yang memungkinkan untuk dibongkar-pasang serta di kustomisasi menjadikannya ERP salah satu produk yang unik di pasaran. Infrastruktur di dalam Compiere memungkinkan pengembangan aplikasi di atas tanpa harus membutuhkan seorang yang ahli dalam pemrograman Java sekalipun. Ini juga positioning yang baru bagi pasar aplikasi integrasi.

Hal lain yang menarik yang terdapat di Compiere adalah kita dapat merubah business process dan menyesuaikannya dengan kebutuhan organisasi. Dengan demikian aplikasi lebih mudah diterima pengguna dan tidak menyulitkan dalam implementasi.
Dalam hal reporting juga sangat fleksible. Compiere menyediakan berbagai pilihan untuk mendesain report dengan sangat mudah, tanpa pengetahuan pemrograman yang mendalam. Anda dapat menentukan jenis data apa saja yang akan ditampilkan dalam sebuah report.

Dengan beberapa karakteristik diatas, Compiere juga dianggap sebagai sebuah framework pengembangan, artinya kita dapat membuang semua kemampuan ERPnya, lalu kita mengembangkan module dari nol, dengan hanya mengadopsi arsitektur keamanan modulenya.

Solusi ini sebenarnya cara paling mudah bagi mereka yang ingin mengembangkan aplikasi desktop atau web, tetapi tak memiliki resource yang cukup misalnya keterbatasan pada tim pengembangan Java. Posisi Compiere sebenarnya dapat disetarakan dengan produk Netbeans yang dikembangkan oleh Sun maupun Eclipse RCP yang diinisialisasi oleh IBM. Dan satu hal lagi, Compiere juga jalan di semua sistem operasi terkenal diantaranya Solaris, Linux, Unix, AIX, AS/400 dan tentu saja Windows.

Modul-modul yang Tersedia pada Compiere

1. Quote to Cash
Adalah modul untuk menjalankan proses penjualan, pembuatan penawaran ke pelanggan, serta melakukan penagihan pembayaran. Anda dapat membuat invoice dan menerima pembayaran dari pelanggan.

2. Requisition to Pay
Bagian ini berfungsi untuk mengendalikan proses pembelian barang, penjadwalan hutang, serta mengatur pembayaran ke pemasok.

3. Supply Chain Management
Adalah modul untuk mengendalikan stok barang sehingga kondisi stok yang tersedia dapat selalu dipantau. Selain itu juga memonitor status barang-barang yang dibeli dari pemasok maupun yang akan dikirim ke pelanggan.

4. Customer Relatinship Management (CRM)
Berfungsi untuk mengelola data pelanggan dan partner bisnis. Anda dapat mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pelanggan seperti penjualan, surat-menyurat, pengiriman brosur, dan lain-lain.

5. Performance Analisys
Bagian ini adalah modul akuntansi dalam compiere, mencatat semua transaksi yang terjadi diperusahaan dan menyajikannya dalam bentuk laporan keuangan. Anda dapat melihat posisi keuangan dan laba rugi perusahaan.

Aspek Teknologi Compiere

Bagaimana arsitektur teknologi yang digunakan? Secara garis besar aplikasi ini menggunakan arsitektur Java sehingga bersifat multi platform. Anda dapat mengisntallnya di lingkungan Linux, Windows, maupun Unix. Arsitektur Compiere terdiri dari 3 layer yaitu :

1. Server Database
Menggunakan database Oracle versi 9, sehingga secara legal anda tetap harus membayar lisensi Oracle walaupun aplikasi Compiere sendiri diperoleh gratis. Saat ini tim pengembang Compiere sedang menuju database independence sehingga dapat mendukung berbagai database yang ada di pasaran seperti PostgreSQL dan SQL Server.

2. Application Server
Teknologi yang digunakan adalah JBoss yan juga bersifat open source dan gratis. JBoss merupakan application server terkemuka untuk mendukung platform Java Enterprise (J2EE).

3. Client
Di sisi klien terdapat 2 pilihan, yaitu Java Client yang menggunakan antar muka Windows dan HTML Client yang menggunakan browser. Java Client lebih kaya fungsi dan user friendly, sehingga sangat memudahkan proses transaksi. Sedangkan HTML Client memiliki kelebihan dalam hal kemudahan instalasi karena hanya memerlukan web browser di sisi klien. Interface web ini dibangun berdasarkan teknologi Java Server Pages (JSP).

Kelebihan – kelebihan Compiere

  • Implementasi cepat, dengan asumsi tanpa memerlukan proses pengambilan keputusan yang panjang, ynag umumnya terjadi karena masalah perhitungan biaya dan investasi (serta kerugiannya apabila sistem ternyata gagal). Dengan compiere resiko kerugian sangat kecil. Disamping itu compiere tidak menegnal kata gagal, karena apabila sistem yang ada pada compiere tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan secara maksimal, maka kita masih dapat mengembangkannya sendiri dari source code yang tersedia.
  • Benar-benar terintegrasi, artinya semua data (ERP, CRM, akunting) dipicu dari transaksi yang sama. Tidak diperlukan migrasi, penggabungan atau transformasi data. User yang memasukkan data tidak perlu takut tentang informasi ynag perlu di masukkan untuk CRM, karena informasi-informasi tersebut secara otomatis akan terintegrasi.
  • Rich and Reach, mengacu pada sistem clien/server interface yang memiliki semua fitur yang diperlukan dan mengacu pada web interface dimana dapat diakses tanpa harus memerlukan program khusus dari sisi klien.
  • Global Market, cukup mudah membangun multi fungsi di compiere dimana mengijinkan kita untuk berbuat di pasar global dengan bahasa yang berbeda, mata uang, dan metode akuntansi.
  • Smart User Interface, hamper semua tampilan windows dikembangkan pada aturan dasar. Hal ini mengijinkan untuk akses yang sangat personal dan memberikan user apa yang diperlukan. Dalam hal tersebut, compiere benar-benar memperhitungkan fakta bahwa beda orang akan memiliki kebutuhan ynag berbeda pula. Penggreak pembendaharaan data memungkinkan setup berbasis per-user. Semua windows dapat dikostumisasi dan dikurang terhadap field-field dimana user sesungguhnya memerlukan dimana hal ini memberikan flexibilitas lebih baik dari aplikasi lain.

 

Perkembangan Android Mendobrak Minat Pasar

Ponsel pintar android saat ini diklaim sebagai ponsel pintar yang meraih pasar paling banyak di dunia. Ini karena perkembangan android ini sangat cepat dibanding pesaing-pesaingnya seperti blackberry, iphone, symbian, maupun windows mobile. Perkembangan ponsel android dimulai dari android versi cupcake (1.5). Terdapat kemampuan merekam, menonton video, mengunggah video langsung ke youtube, dukungan bluetootoh a2dp dan fitur ponsel lainnya. Pada android versi donut (1.6) memiliki perubahan signifikan. Di sini ditampilkan penggunaan baterai indikator dan yang paling menonjol adalah ditanamkannya teknologi text to change speech. Pada android versi eclair (2.1) perubahan dilakukan dalam sisi fungsionalitas. Pengoptimalan hardware, peningkatan google maps, lalu perubahan userinterface dengan browser baru agar pengguna lebih nyaman dalam memakai ponsel ini. Pada android versi 2.2 (froyo) pengembangannya hanya bersifat umum. Perubahan yang dilakukan berupa dukungan adobe flash dan pemasangan aplikasi dalam SD card sehingga aplikasi-aplikasi yang diinstall tidak memenuhi memori telepon. Pada android versi 2.3 (gingerbeard) didesain untuk para penikmat game. format video, peningkatan kualitas suara, lalu layar UI yang didesain ulang memungkinkan ponsel ini sebagai ponsel gaming yang memadai. Singkatnya, dengan perkembangan kemampuan yang dimiliki, ponsel pintar android menawarkan sesuatu yang baru secara terus menerus untuk menarik minat pembeli dibandingkan pesaing-pesaing lainnya.

Resume SCM Overview Training

Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas tentang Supply Chain Management, kenapa? Karena pada bulan lalu, penulis mengikuti training yang diadakan oleh ERP-SC IT Telkom tepatnya di bulan November dengan 6 kali pertemuan di ruang multimedia LC lantai 2. Instruktur trainingnya bukan sembarang orang loh, Pak Budi Santosa yang sudah asam garam bergelut di dunia supply chain. Enjoy read, because it is very interesting 😀

DEFINISI

Supply chain dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir. Menyimak dari definisi ini, maka suatu supply chain terdiri dari perusahaan yang mengangkat bahan baku dari bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk, perusahaan perakitan, distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir. Dengan definisi ini tidak jarang supply chain juga banyak diasosiasikan dengan suatu jaringan value adding activities. Posisi perusahaan dalam berbagai supply chain dimana ia beroperasi bisa berlainan.

Supply chain tidak hanya melibatkan aliran barang dari hulu ke hilir tetapi juga melibatkan aliran barang sebaliknya yaitu dari konsumen kembali ke manufacturer, atau yang disebut dengan reverse supply chain. Aktivitas-aktivitas reverse supply chain meliputi: pengembalian produk cacat, services and maintenance, ataupun aktivitas daur ulang.

Dalam suatu supply chain terdapat tiga macam aliran utama, yaitu aliran produk, uang dan informasi. Pengelolaan dan sinkronisasi ketiga aliran inilah yang menjadi ruh dan jiwa dari supply chain management.

Semua perusahaan memerlukan sesuatu yang sangat ekonomis guna melakukan kegiatan memproduksi untuk memperoleh keuntungan. Untuk mencapai keinginan tersebut, kelancaran arus material yang diperlukan pasti melibatkan lebih dari satu rantai pasokan. Faktor kritis dalam rantai pasokan yang efisien adalah pembelian, karena tugas pembeliaan untuk menyeleksi pemasok (berikut materialnya) dan kemudian membangun hubungan yang saling menguntungkan. Tanpa pemasok yang baik dan tanpa pembelian yang memadai, rantai pasokan tidak akan memiliki peran untuk kondisi pasar pada masa seperti sekarang ini. SCM diperlukan oleh perusahaan yang sudah mengarah pada pengelolaan dengan sistem just in time, karena konsep just in time sangat menekankan ketepatan waktu kedatangan material dari pemasok sampai ke tangan konsumen sesuai dengan yang ditetapkan. Artinya, kedisiplinan dan komitmen seluruh mata rantai harus benarbenar dilaksanakan, karena sistem just in time tidak menekankan pada persediaan atau zero inventory. Sehingga apabila terjadi penyimpangan pada salah satu mata rantai saja, maka akan mengganggu pasokan material secara keseluruhan dan menghambat kelancaran tugas dari mata rantai yang lain, karena tidak adanya persediaan. Untuk kondisi di Indonesia sistem just in time akan berhasil kalau mata rantai terkait berada dalam satu cluster.

Bagi perusahaan yang masih mementingkan persediaan karena karakteristik material (misalnya faktor musiman) atau sebagai langkah antisipatif untuk menyiasati lingkungan industri yang tidak stabil, SCM juga diperlukan. Peran SCM untuk jenis perusahaan ini adalah menekan biaya persediaan, karena persediaan yang tidak optimal akan menimbulkan dampak biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya backorder (apabila terjadi stockout).

Baik perusahaan yang menerapkan sistem just in time maupun yang masih mementingkan persediaan, SCM yang dilaksankan akan lebih optimal apabila diterapkan secara terintegrasi oleh seluruh mata rantai pasokan yang terkait.

Menerapkan konsep SCM secara menyeluruh dan terintegrasi tentu bukan merupakan hal yang mudah dilakukan perusahaan. Kesulitan akan banyak dialami dalam kaitan dengan lingkungan eksternal yaitu hubungan dengan supplier dan distributor serta konsumen akhir. Hal ini dapat terjadi karena lingkungan eksternal relatif berada di luar kendali perusahaan, sehingga perlu upaya kedua belah pihak untuk mencapai komitmen menjadi mata rantai yang saling berkoordinasi untuk menyalurkan seluruh kebutuhan material sesuai yang dibutuhkan.

Sekilas konsep SCM memiliki kesamaan dengan manajemen logistic, karena keduanya mengelola arus baarang dan jasa melalui pembelian, pergerakan, penyimpanan, adminitrasi, dan penyaluran barang. Selain itu baik SCM maupun manajemen logistic juga memiliki kesamaan dalam hal peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan barang. Perbedaan SCM dengan manajemen logistic terletak pada orientasinya. SCM mengusahakan hubungan dan koordinasi antar proses dari perusahaan-perusahaan lain dalam business pipelines, mulai dari suppliers sampai kepada pelanggan juga mengutamakan arus barang antar perusahaan, sejak paling hulu sampai paling hilir. Sedangkan manajemen logistic berorientasi pada perencanaan dan kerangka kerja yang menghasilkan rencana tunggal arus barang dan informasi di seluruh perusahaan, jadi lebih terfokus pada pengelolaan termasuk arus barang dalam perusahaan.

PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK SCM

Dalam supply chain terdapat 4 penggerak, yaitu persediaan, transportasi, fasilitas, dan informasi. Dari keempat penggerak tersebut, informasi merupakan penggerak utama. Informasi sangat mempengaruhi ketiga penggerak lainnya. Peranan informasi dalam SCM dipengaruhi oleh teknologi informasi yang digunakan. Teknologi informasi ini mempunyai peranan penting dalam dalam mendukung kinerja SCM. Peranan Teknologi Informasi pada masing-masing proses bisnis dalam SCM tersebut adalah sebagai berikut:

1.  Peranan dalam Manajemen Hubungan Pelanggan

Dalam SCM, proses manajemen hubungan pelanggan (customer relationship management / CRM) bertujuan untuk menyediakan struktur dalam mengembangkan dan memelihara hubungan dengan pelanggan.

2.  Peranan dalam Manajemen Pelayanan Pelanggan

Untuk dapat menjalankan manajemen pelayanan pelanggan (customer service management/CSM) secara baik, teknologi informasi yang digunakan harus handal. Teknologi informasi ini harus dapat menghimpun secara real time mengenai berbagai informasi yang diperlukan pelanggan, seperti ketersediaan produk, waktu pengiriman, dan status pesanan.

Manajemen pelayanan pelanggan merupakan titik kunci hubungan untuk mengadministrasikan kesepakatan produk atau jasa. Pelayanan pelanggan menyediakan sumber tunggal untuk berbagai informasi yang dibutuhkan pelanggan. Dengan teknologi informasi, perusahaan dapat memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan tingkat kepastian yang tinggi.

3.  Peranan dalam Manajemen Permintaan

Manajemen permintaan (demand management) mencakup proses-proses yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan pelanggan dengan kemampuan pasokan perusahaan. Sistem manajemen permintaan yang baik menggunakan data point-of-sale dari pelanggan utama untuk mengurangi ketidakpastian (uncertainty) dan menyediakan aliran yang efisien sepanjang rantai pasok. Dalam manajemen permintaan tersebut, penentuan kebijakan persediaan yang optimal memerlukan informasi yang mencakup pola permintaan biaya penanganan persediaan, biaya akibat kekurangan persediaan, dan biaya pemesanan.

Dalam manajemen permintaan pada level perusahaan, teknologi informasi digunakan untuk melakukan sinkronisasi perencanaan permintaan. Sinkronisasi dilakukan antara hasil peramalan, kemampuan manufaktur, kemampuan pasokan, dan kemampuan distribusi.

Dalam SCM, manajemen permintaan menjadi permasalahan penting karena mencakup pengelolaan permintaan pada suatu rangkaian perusahaan dalam rantai pasok itu. Teknologi informasi dibutuhkan untuk menjamin keakuratan data dan mengurangi delay time aliran informasi. Kedua hal tersebut merupakan faktor-faktor penting untuk mengurangi fenomena bullwhip effect dalam rantai pasok. Bullwhip effect adalah adalah suatu fenomena dimana satu lonjakan kecil di level konsumen akan mengakibatkan lonjakan yang sangat tajam di level yang jauh dari konsumen. Efek dari kondisi ini adalah semakin tidak akuratnya data permintaan.

4.  Peranan dalam Pemenuhan Pesanan

Pemenuhan pesanan yang efektif membutuhkan integrasi dari proses manufaktur, logistik dan rencana pemasaran. Kunci SCM yang efektif adalah memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan waktu. Sebagai bagian dalam sistem ERP (Enterprise Resources Planning), modul Order Fulfillment digunakan untuk memantau siklus pemenuhan pesanan dan merupakan catatan kemajuan perusahaan dalam memuaskan permintaan. ERP merupakan suatu sistem teknologi informasi operasional yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari semua fungsi dalam perusahaan. Sistem ERP ini memantau material, pesanan, jadwal, persediaan barang jadi, dan informasi lainnya yang ada di perusahaan.

Penerapan ERP tersebut membutuhkan ketersediaan teknologi informasi. Penggunaan teknologi informasi ini akan dapat meningkatkan kepastian dalam pemenuhan pesanan.

5.  Peranan dalam Manajemen Aliran Manufaktur

Proses-proses manufaktur harus bersifat fleksibel dalam menanggapi perubahan pasar. Perubahan dalam proses aliran manufaktur diperlukan untuk memperpendek waktu siklus. Hal ini berarti akan meningkatkan responsivitas terhadap pelanggan.

Dalam ERP terdapat modul manufacturing yang mencatat aliran produk sepanjang proses manufaktur dan mengkoordinasikan apa yang dilakukan untuk suatu bagian pada suatu waktu. Aliran produk tersebut harus dipantau melalui penggunaan teknologi informasi. Pemantauan ini dilakukan untuk memberikan kepastian dalam kelancaran aliran manufaktur.

6.  Peranan dalam Manajemen Hubungan Pemasok

Manajemen hubungan pemasok merupakan proses yang menentukan bagaimana suatu perusahaan berinteraksi dengan para pemasoknya. Fungsi pembelian dikembangkan melalui mekanisme komunikasi yang cepat seperti electronic data interchange (EDI) dan jaringan internet. Interaksi dengan pemasok dapat mempengaruhi kelancaran proses produksi yang dilakukan perusahaan manufaktur. Bagi pengecer, interaksi dengan pemasok sangat diperlukan untuk menjamin ketersediaan produk yang akan dijual. Untuk menjamin interaksi ini, diperlukan informasi yang memadai mengenai pemasok. Informasi ini mencakup mengenai product line, lead time produk, serta sales terms and conditions. Selanjutnya, pemantauan kinerja pemasok perlu dilakukan, seperti yang dikembangkan pada modul Supplier Management dalam ERP. Dalam hal ini, teknologi informasi diperlukan untuk dapat menjamin kelancaran hubungan dengan pemasok.

7.  Peranan dalam Pengembangan dan Komersialisasi Produk

SCM mencakup integrasi pelanggan dan pemasok ke dalam proses pengembangan produk untuk memperpendek time to market. Dengan memandang SCM sebagai integrasi proses bisnis dari pemasok awal hingga pengguna akhir, setiap mata rantai harus terintegrasikan pula dalam proses pengembangan dan komersialisasi produk. Dalam situasi persaingan bisnis yang ketat dan tingkat perubahan teknologi yang cepat, penggunaan teknologi informasi tidak dapat ditawar lagi. Teknologi informasi ini digunakan oleh rantai pasok untuk mengumpulkan informasi dari mata rantai terkait dan mengalirkannya ke mata rantai terkait lainnya. Dengan demikian time to market produk yang dikembangkan dapat diperpendek.

8.  Peranan dalam Manajemen Pengembalian (Return Management)

Proses manajemen pengembalian mencakup pengaturan aliran reverse product secara efisien dan mengidentifikasi peluang-peluang untuk mengurangi pengembalian yang tidak dikehendaki. Dalam proses ini juga tercakup pengontrolan reusable assets, seperti kontainer.

Manajemen pengembalian merupakan proses di dalam SCM dengan kegiatan-kegiatan seperti pengembalian (return), reverse logistic, gatekeeping, dan avoidance. Dalam implementasi SCM, harus dilakukan mekanisme koordinasi yang baik di antara fungsi-fungsi yang bervariasi tersebut agar proses-proses di dalam SCM bisa dijalankan secara efektif dan efisien. Informasi sangat penting dalam proses pengambilan keputusan pada rantai pasok. Dengan ruang lingkup rantai pasok yang luas dan mencakup suatu rangkaian perusahaan, kebutuhan informasi menjadi semakin penting. Salah satu kendala yang dihadapi dalam penerapan menerapkan teknologi informasi untuk SCM adalah penyiapan infrastruktur. infrastruktur teknologi informasi mencakup empat komponen, yaitu: interface devices, komunikasi, database, dan arsitektur sistem. Infrastruktur ini harus disiapkan, baik untuk internal perusahaan maupun eksternal antar perusahaan dalam rantai pasok.

Dalam pembuatan keputusan rantai pasok, informasi akan berguna jika mempunyai karakteristik: akurat, dapat diakses pada waktu yang diperlukan, dan dalam bentuk yang tepat. Informasi yang akurat sangat penting untuk sebagai dasar analisis untuk pengambilan keputusan. Masalah bentuk informasi tersebut terkait dengan standardisasi informasi. Informasi dapat dalam berbagai bentuk atau format yang berbeda sesuai dengan teknologi informasi yang digunakan perusahaan. Perbedaan bentuk atau format ini dapat menjadi kendala untuk mengintegrasikan informasi. Jika informasi ini tidak dapat terintegrasi maka penerapan SCM sangat sulit dilakukan.

ERP

Definisi ERP

Menurut situs Wikipedia, ERP adalah suatu sistem informasi keseluruhan perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi, dan kegiatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses bisnis seperti pemenuhan pesanan atau penagihan.

Menurut Uun Widhi Untoro, Managing Director, PT. IFS Indonesia, ERP dapat didefinisikan sebagai software yang mengintegrasikan semua departemen dan fungsi suatu perusahaan ke dalam satu sistem komputer yang dapat melayani semua kebutuhan perusahaan, baik dari departemen pembelian, gudang, penjualan, keuangan, atau HRD.

Dari definisi di atas kita dapat melihat kesamaan ide mengenai adanya perencanaan yang terintegrasi dalam suatu organisasi, yang bersifat lintas fungsional, terdiri atas berbagai fitur dengan tujuan agar dapat merencanakan dan mengelola sumber daya organisasi dengan lebih efisien dan dapat merespon kebutuhan pelanggan dengan lebih baik. Jadi, dapat kita katakan bahwa ERP sendiri bukanlah sekedar paket software. Tapi lebih menitikberatkan pada ‘Planning’, ‘Resource’, pada sebuah ‘Enterprise’.

Perkembangan ERP

Konsep ERP sendiri mengalami perkembangan yang cukup panjang. Berawal dari dunia industri yang memulainya dengan MRP (Material Requirement Planning, kemudian Manufacturing Resource Planning) dan CIM (Computer Integrated Planning).

Berikut tahapan perkembangan ERP:

  • Material Requirement planning
  • Close-Loop MRP
  • Manufacturing Resource Planning
  • Enterprise Resource Planning
  • Extended ERP II

Contoh modul-modul ERP yang dulunya merupakan aplikasi yang berdiri sendiri-sendiri: Manufacturing, Supply Chain, Financials, Customer Relationship Management (CRM), Human Resources, Warehouse Management, dan Decision Support System.

Best-practices

Praktik terbaik (best-practices) sebagian besar dimasukkan ke dalam paket ERP oleh vendor software. Ketika menerapkan sebuah sistem ERP, organisasi dapat memilih antara mengubah software atau memodifikasi proses bisnis mereka kepada “Best practices” fungsi yang disampaikan dalam software versi “out-of-the-box”. “Best practices” dari vendor adalah apa yang dianggapnya sebagai cara yang paling efisien untuk melakukan proses bisnis tertentu dalam sistem Integrated Enterprise-Wide.

Manfaat dan alasan Implementasi ERP

ERP menawarkan peningkatan fungsionalitas organisasi dengan cepat, berupa penghematan biaya, dan peningkatan layanan. Namun itu semua sangat bergantung pada seberapa tepat kita memilih sistem ERP yang sesuai dengan fungsionalitas organisasi, dan seberapa optimal kita melakukan modifikasi dan konfigurasi ulang atas proses-proses yang ada dalam sistem, agar sesuai dengan kultur bisnis, strategi, dan struktur organisasi.

Beberapa manfaat dari penerapan sistem ERP adalah:

  • ERP menawarkan sistem terintegrasi dalam perusahaan. Sehingga proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
  • ERP memungkinkan integrasi secara global
  • ERP menghilangkan kebutuhan update data secara berkala yang dilakukan pada sistem yang terpisah

Sistem ERP yang ideal memiliki fungsionalitas sebagai berikut:

  • Dukungan terhadap fungsi penjualan dengan mencatat data order penjualan dan pengiriman produk serta informasi konsumen
  • Dukungan terhadap fungsi pengadaan material dengan pengelolaan data pengadaan dan persediaan bahan baku komponen
  • Dukungan atas proses kendali produksi dengan memfasilitasi perencanaan dan penjadwalan, dan status produksi yang sebenarnya.
  • Dukungan atas kontrol pada kualitas dengan mengelola informasi inspeksi produksi.
  • Manajemen sumber daya dengan mengelola informasi perawatan dan menghitung kapasitas penggunaan sumber daya, asset tetap, dan depresiasi
  • Dukungan atas pengelolaan SDM
  • Dukungan atas kontrol keuangan perusahaan. Meliputi aplikasi akuntansi, transaksi, perhitungan untuk mendapatkan laporan keuangan.
  • Dukungan atas proses pemasaran. Meliputi riset dan pengembangan, analisis dan konstruksi proyek pemasaran baru.
  • Otomatisasi sistem meliputi analisis task flow, dan kontrol atas otomasi system tersebut.

Secara keseluruhan, sistem ERP diharapkan dapat meningkatkan tulang punggung fungsionalitas, baik pada bagian operasional maupun layanan kepada konsumen secara simultan.

Implementasi ERP

Karena luasnya lingkup dalam aplikasi bisnis, software ERP biasanya rumit dan membuat perubahan signifikan pada praktik kerja staf. Menerapkan software ERP biasanya bukan keahlian “in-house”, bahkan untuk proyek kecil biayanya lebih efektif jika konsultan spesialis ERP yang mengerjakannya. Lama waktu untuk melaksanakan suatu sistem ERP tergantung pada ukuran bisnis, lingkup perubahan dan keinginan dari klien untuk mengambil alih proyek.

Proses persiapan

Vendor ERP telah merancang sistem standar proses bisnis mereka, berdasarkan praktik bisnis terbaik. Vendor yang berbeda memiliki berbagai jenis proses tetapi mereka semua standar, hampir sama. Perusahaan-perusahaan yang ingin menerapkan sistem ERP adalah akibatnya dipaksa untuk menyesuaikan standar proses organisasi yang bertentangan untuk beradaptasi dengan paket ERP untuk proses yang ada. Penelitian menunjukkan bahwa risiko proses bisnis yang tidak sesuai berkurang dengan:

  • menghubungkan setiap proses dengan strategi organisasi;
  • menganalisis setiap efektivitas pemahaman proses saat ini terkait dengan kemampuan usaha;
  • memahami solusi otomatis yang saat ini dilaksanakan.

Konfigurasi

Konfigurasi sistem ERP sebagian besar adalah masalah keseimbangan yang diinginkan agar sistem dapat bekerja dengan cara yang memungkinkan kita bekerja. Dimulai dengan memutuskan modul mana yang akan diinstal, kemudian menyesuaikan sistem dengan tabel konfigurasi untuk mencapai kecocokan yang paling mungkin dengan proses kerja perusahaan.

Consulting Services

Banyak organisasi tidak memiliki kemampuan internal yang cukup untuk melaksanakan suatu proyek ERP. Hal ini mengakibatkan banyak organisasi yang menawarkan layanan konsultasi untuk pelaksanaan ERP. Biasanya, tim konsultan yang bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan ERP termasuk perencanaan, pelatihan, pengujian, pelaksanaan, dan pengiriman disesuaikan setiap modul. Contoh kustomisasi termasuk tambahan pelatihan; membuat proses trigger dan workflow; nasihat spesialis untuk memperbaiki bagaimana ERP digunakan dalam bisnis; system optimasi; dan bantuan membuat laporan, data kompleks ekstrak atau menerapkan Business Intelligence.

Layanan Customization

Layanan kustomisasi melibatkan modifikasi atau ekstensi yang mengubah cara kerja sistem ERP out-of-the-box. Menyesuaikan sebuah paket ERP dapat sangat mahal dan rumit. Beberapa paket ERP tidak dirancang untuk mendukung kustomisasi, sehingga sebagian besar usaha melaksanakan praktik terbaik yang terdapat dalam sistem ERP. Beberapa paket ERP memiliki fitur sangat generik, kustomisasi terjadi pada kebanyakan implementasi. Hal ini juga sering dilakukan untuk memperluas standar ERP, pembelian paket software pada pihak ketiga untuk menyediakan fungsionalitas tambahan.

Layanan Pemeliharaan dan Dukungan

Layanan pemeliharaan dan dukungan meliputi pemantauan dan pengelolaan system operasional ERP. Fungsi ini sering dilakukan “in house” oleh departemen TI, tetapi juga dapat diberikan kepada pakar konsultasi eksternal dan perusahaan jasa.

Dilema Implementasi

Tujuan dari implementasi ERP adalah untuk menjalankan bisnis dengan lebih baik. Oleh karena itu, implementasi harus dilakukan oleh orang yang menjalankan bisnis itu sendiri. Jika pelaku bisnis tersebut terlalu sibuk dengan rutinitas bisnis mereka, maka mereka akan kurang memiliki energi untuk implementasi ini. Lebih jauh lagi, mereka akan kurang memiliki motivasi dalam implementasi ini. Mereka akan berpura-pura menyetujui, menjalankan, dan mengikuti. Sehingga pada akhirnya semua tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Beberapa Hal Yang Harus Diingat Dalam Implementasi ERP

  1. Implementasi adalah perkerjaan besar. Meliputi proses pengambilan keputusan yang melibatkan banyak orang di perusahaan, termasuk manajemen.
  2. Proyek harus dikerjakan sendiri. Implementasi harus dikerjakan oleh orangorang yang terlibat dalam proses bisnis. Tanggung jawabnya tidak dapat dilemparkan kepada vendor. Konsultan atau vendor memang dapat membantu dalam transfer pengetahuan. Tapi hanya pelaku bisnis yang paling mengerti perusahaan, serta memiliki otoritas untuk mengubah cara mengerjakan sesuatu. Jika tanggung jawab implementator terpisah dengan user, ketika hasilnya tidak memuaskan, user akan menyalahkan sistem yang tidak dapat berjalan. Sedangkan implementator akan menyalahkan user yang tidak dapat menjalankan sistem. Oleh karena itu, prinsip implementasi adalah orang yang harus melakukan implementasi adalah orang yang kelak akan mengoperasikan sistem tersebut.
  3. Tidak dapat dijadikan sebagai prioritas utama. Masalah yang sering terjadi adalah orang yang membutuhkan ERP sudah sibuk dengan proses bisnis seharihari. Proses implementasi memang tidak dapat dijadikan prioritas utama. Tetapi tidak boleh dijadikan prioritas kedua dibawah prioritas menjalankan bisnis. Perusahaan sering memiliki persepsi yang salah mengenai ERP. ERP dipandang sebagai suatu sistem komputer. Padahal ERP adalah suatu ‘people sistem’ yang dijalankan dengan dukungan software dan hardware. Sehingga membutuhkan dukungan dan partisipasi dan manajemen. Dukungan dan keterlibatan manajemen inilah yang sangat menentukan keberhasilan.
  4. Mensyaratkan agar orang melakukan tugasnya dengan cara yang berbeda. Banyak perusahaan yang ternyata sulit mengubah cara kerja dan kebiasaan mereka. Sedangkan ERP memerlukan serangkaian nilai baru dalam menjalankan bisnis. Jika perusahaan yang menerapkan ERP tidak mampu mengubah proses kerja, maka implementasi ERP akan berakibat buruk. Karena aliran data antar departemen akan terjadi dengan sangat cepat. Namun tidak akurat.

Review : Metodologi Model Spiral dalam Testing & Implementasi

Berhubung saya telah mengambil mata kuliah Testing dan Implementasi dan kebetulan pernah dapat tugas review Buku W.Perry Effective MethodsForSoftwareTesting-2006 tentang Metodologi Spiral, penulis akan bagi-bagi sedikit tentang review yang telah dilakukan.

Metodologi Model Spiral

Model ini ditemukan, sekitar tahun 1988 oleh Barry Boehm pada artikel A Spiral Model of Software Development and Enhancement. Model Spiral adalah salah satu bentuk evolusi yang menggunakan metode iterasi natural yang dimiliki oleh model prototyping dan digabungkan dengan aspek sistimatis yang dikembangkan dengan model waterfall. Setiap lintasan pada gambar spiral menambahkan kemampuan fungsional pada sistem. Point akhir yang diberi label “delivered system” sesungguhnya bukan merupakan akhir dari lintasaan spiral, melainkan merupakan awal spiral baru yang dimulai dengan pemeliharaan dan evolusi (maintenance and evolution) dari sistem.

Pendekatan dengan model ini sangat baik digunakan untuk pengembangan sistem dalam skala besar karena progres perkembangan dari proyek dapat dipantau oleh kedua belah pihak baik developer maupun user/customer, sehingga mereka dapat mengerti dengan baik mengenai proyek ini. Begitu juga dengan resiko yang mungkin didapat pada setiap aktivitas yang dilakukan. Kelebihan dari model ini ada pada analisa resiko yang dilakukan sehingga resiko tersebut dapat dikurangi sebelum menjadi suatu masalah besar yang dapat menghambat proyek. Model ini membutuhkan pertimbangan langsung terhadap resiko teknis, sehingga diharapkan dapat mengurangi terjadinya resiko yang lebih besar. Walaupun dengan menggunakan prototipe juga bisa menghindari terjadinya resiko yang muncul, tetapi kelebihan dari model ini adalah dilakukannya proses prototyping untuk setiap tahap dari evolusi produk secara berkesinambungan. Model ini melakukan tahap-tahap yang sudah sangat baik didefinisikan pada model waterfall dan ditambah dengan iterasi yang menyebabkan model ini lebih realistis untuk merefleksikan dunia nyata. Hal-hal ini merupakan kelebihan dari spiral model.

Aktivitas-aktivitas Dalam Model Spiral

Spiral model dibagi menjadi beberapa framework aktivitas, yang disebut dengan task regions. Kebanyakan aktivitas-aktivitas tersebut dibagi antara tiga sampai enam aktivitas. Berikut adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam spiral model :

  1. Komunikasi Pelanggan (Customer Communication) yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif diantara developer dan pelanggan.
  2. Perencanaan (Planning) yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yang berhubungan.
  3. Analisa Resiko (Risk Analysis) yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko-resiko yang mungkin akn dihadapi, baik dari segi manajemen maupun teknis.
  4. Perekayasaan (Engineering) yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi tersebut.
  5. Konstruksi dan Peluncuran (Construction and Release) yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang (instalasi) dan memberikan pelayanan kepada pemakai, contohnya pelatihan dan dokumentasi.
  6. Evaluasi Pelanggan (Customer Evaluation) yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi software, yang dibuat selama masa perekayasaan, dan diimplementasikan selama masa pemasangan.

 

Sektor-sektor pada Spiral Model adalah:

  1. Mengidentifikasi tujuan, alternatif, dan kendala setiap tahap secara spesifik
  2. Mengevaluasi alternatif, menilai resiko dan pengurangannya, aktifitas ditempatkan untuk mengurangi resiko kunci
  3. Pengembangan dan validasi
  4. Proyek ditinjau ulang dan tahap spiral berikutnya direncanakan

Tidak seperti model-model konvesional dimana setelah proyek selesai, maka model tersebut juga dianggap selesai. Hal ini tidak berlaku untuk model spiral, dimana model ini dapat digunakan kembali sepanjang umur dari software tersebut. Pada umumnya, model spiral digunakan untuk beberapa proyek seperti Concept Development Project (Proyek Pengembangan Konsep), New Product Development Project (Proyek Pengembangan Produk Baru), Product Enhancement Project (Proyek Peningkatan Produk), dan Product Maintenance Project (Proyek Pemeliharaan Produk). Keempat proyek tersebut berjalan berurutan mengitari sirkuit dari spiral. Sebagai contoh setelah suatu konsep dikembangkan dengan melalui aktivitas-aktivitas dari model spiral, maka dilanjutkan dengan proyek selanjutnya yaitu pengembangan produk baru, peningkatan produk, sampai pemeliharaan proyek. Semuanya melalui sirkuit-sirkuit dari model spiral.

Keunggulan model

  1. Model ini sangat baik digunakan untuk sistem dan software yang besar.
  2. Menekankan pada pencarian okumative, dan pemaksaan penggunaan kembali software yang telah ada.
  3. Adanya analisa resiko pada mekanisme untuk memperkecil resiko.
  4. Adanya prototyping sehingga memudahkan komunikasi dengan konsumen

Kelemahan model

  1. Memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengembangkan software.
  2. Sistem pengendalian yang kurang baik
  3. Biasanya pihak developer dan perusahaan berada pada satu pihak yang sama sehingga pada tahap analisa resiko, mereka bisa sewaktu-waktu dapat membatalkan proses rekayasa Jika pihak developer adalah pihak di luar perusahaan, maka akan timbul masalah komunikasi

 

Sekilas Tentang AI (Artificial Intelligence)

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah suatu ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdasarkan pada disiplin ilmu seperti ilmu komputer, biologi, psikologi, ilmu bahasa, matematika dan teknik.

Artificial Intelligence (AI) memiliki tujuan untuk menciptakan komputer-komputer yang dapat berfikir (dan juga) dapat melihat, mendengar, berjalan, berbicara, dan merasakan. Dorongan utama dari Artificial Intelligence (AI) adalah pengembangan fungsi normal komputer yang digabungkan dengan kecerdasan manusia, seperti memberi alasan, menarik kesimpulan, belajar dan memecahkan masalah.

Artificial Intelligence (AI) dapat dikelompokkan ke dalam empat bagian utama, yaitu ilmu falsafat, ilmu komputer, aplikasi robotic, dan bahasa alami yang akan dijelaskan berikut ini.

Aplikasi Ilmu Falsafat

Untuk aplikasi ini, Artificial Intelligence (AI) berbasis pada penelitian di bidang biologi, neurologi, psikologi, matematika, dan berbagai disiplin ilmu terkait lainnya. Fokus penelitian dari aplikasi ini adalah meneliti bagaimana otak manusia dapat bekerja, dan bagaimana manusia dapat berfikir dan belajar. Aplikasi ilmu falsafah ini mencakup pengembangan di bidang sistem pakar, sistem berbasis pengetahuan, sistem belajar, dan sistem logic fuzzy.

Aplikasi Ilmu Komputer

Untuk aplikasi ini, Artificial Intelligence (AI) memfokuskan diri pada perangkat keras komputer dan sistem perangkat lunak yang dibutuhkan untuk menghasilkan superkomputer yang kuat seperti yang dibutuhkan oleh berbagai aplikasi Artificial Intelligence (AI). Aplikasi ilmu komputer ini mencakup pengembangan genarasi kelima komputer, pemrosesan pararel, pemrosesan simbolik, dan jaringan neural.

Aplikasi Robotic

Robotic berbasis pada bidang Artificial Intelligence (AI), teknik, dan psikologi. Teknologi inilah yang menghasilkan robot. Robot diartikan sebagai mesin dengan kecerdasan komputer dan dikontrol oleh komputer, dan memiliki kemampuan fisik seperti manusia. Aplikasi dari robotic ini mencakup pemberian kemampuan untuk melihat atau persepsi visual, menyentuh atau kemampuan meraba, decterity atau kemampuan untuk memegang dan memanipulasi, pengangkutan atau kemampuan fisik untuk bergerak, dan navigasi atau kecerdasan untuk menemukan atau mencapai jalan keluar.

Aplikasi Bahasa Alami

Pengembangan aplikasi ini berhubungan dengan lingkungan atau bagian utama dari Artificial Intelligence (AI) dan merupakan inti dari ilmu falsafat dan robotic. Dapat berkomunikasi atau berbicara kepada komputer dan robot dakam bahasa percakapan manusia dan dapat membuat komputer “mengerti” kita seperti kita saling mengerti satu sama lain merupakan tujuan dari Artificial Intelligence (AI).

 

 

E-business, Klasifikasi & Manfaatnya

Ini lanjutan dari postingan sebelumnya tentang e-business, pengertian & dimensinya

Sekarang penulis akan menjelaskan dari sisi klasifikasi dan manfaatnya.

Sedikit menyegarkan pikiran dari postingan sebelumnya, e-business merupakan kegiatan berbisnis di Internet yang tidak saja meliputi pembelian, penjualan dan jasa, tapi juga meliputi pelayanan pelanggan dan kerja sama dengan rekan bisnis (baik individual maupun instansi).

E-business diturunkan dari istilah seperti “e-mail” dan “e-commerce”, yaitu bisnis di internet. E-business adalah istilah yang lebih umum dari e-commerce karena tidak hanya mengarah pada aktifitas membeli dan menjual melainkan melayani konsumen dan bekerja sama dengan rekan-rekan bisnis lainnya atau dengan kata lain E-business merupakan interaksi dengan rekan-rekan bisnis.

Klasifikasi E-business

  • Business to Business (B2B). semua partisipan di dalam B2B adalah pebisnis datau organisasi lain. Sebagai contoh beberapa aplikasi Mark&Spencer’s terdiri B2B dengan supplier.
  • Business to Consumer (B2C). meliputi transaksi eceran dari suatu produk dan jasa dari pebisnis ke pembeli individu.
  • Business to business to Consumer (B2B2C). tipe bisnis ini menyediakan produk dan jasa untuk klien bisnis. Klien bisnis memelihara pelanggannya, yang dapat sebagai karyawannya, untuk mana produk dan jasanya disediakan tanpa menambahkan nilai tambah lainnya.
  • Consumer to business (C2B). meliputi individu yang menggunakan internet untuk menjual produk dan jasa kepada organisasi, seperti layaknya seorang individu mencari penjual untuk menawarkan produk atau jasanya seperti yang mereka inginkan.
  • Consumer to Consumer (C2C). dalam kategori ini, konsumen yang satu akan menjual langsung kepada konsumen yang lain dalam klasifikasi online. Penawaran jasa individu melalui internet dan menjual pengetahuan dan keahlian secara online adalah contoh C2C. sebagai tambahan, banyak situs pelanggan mengizinkan kepada individu untuk menempatkan item-item mereka untuk dilelang.
  • Peer to peer application. Teknologi ini dapat digunakan di dalam C2C, B2B, dan B2C. teknologi ini mendorong jaringan computer untuk membagi data dan prosesnya dengan computer lain secara langsung.
  • Mobile Commerce. Transaksi yang dilakukan secara penuh atau sebagian di dalam lingkungan nirkabel (wireless). Sebagai contoh, beberapa orang yang diperlengkapi dengan cell phones, orang dapat melakukan order suatu barang atau hal-hal ynag berhubungan dengan perbankan.
  • Intrabusiness. Mencakup semua aktivitas internal organisasi yang meliputi pertukaran barang, jasa, atau informasi diantara beberapa unit dan individu di dalam organisasi. Aktivitas dapat meliputi dari penjualan produk perusahaan ke satu karyawan untuk training online dan dukungan bagi design secara bersama-sama. Intrabisnis biasanya dilakukan pada intranet atau portal perusahaan secara umum.
  • Business to Employees (B2E). adalah bagian dari Intrabisnis dimana suatu organisasi mengirimkan jasa, informasi, atau produk kepada karyawan individu.
  • Collaborative commerce. Ketika individu atau kelompok melakukan kolaborasi, mereka akan tumbuh ke dalam collaborative commerce. Sebagai contoh, rekan bisnis di dalam suatu lokasi yang berbeda dapat mendesign produk mereka secara bersamaan, menggunakan screen charing, atau mereka secara bersama-sama memperkirakan jumlah permintaan dari suatu produk.

Setelah tahu E-business itu pengertiannya apa, klasifikasinya bagaimana, kurang lengkap bila kita tidak membahas manfaat dari e-business itu sendiri. Nah, penulis akan sedikit sharing tentang manfaatnya mengimplementasikan e-business.

Berbicara tentang manfaat, maka kita harus tahu dulu tujuan.

Apa sih tujuan implementasi e-business ???

Tujuan implementasi e-business adalah untuk mendukung efisiensi dan integritas pengelolaan data Sumber Daya Manusia, Keuangan, Supply Chain Management/Logistic Management. Selain itu berfungsi sebagai sarana komunikasi dan informasi bagi public dan stakeholders lainnya. Dengan berbasiskan internet, sistem ini dapat diakses dimana saja sesuai dengan hak akses yang telah ditentukan.

Manfaat implementasi e-business

  • Meningkatkan kinerja operasional perusahaan.
  • Meningkatkan peluang akses ke pasar, pemasok dan pendanaan yang sangat luas.
  • Meningkatkan efisiensi perusahaan.
  • Mempermudah pengelolaan asset perusahaan.
  • Meningkatkan kualitas layanan terhadap pelanggan.
  • Meningkatkan komunikasi seluruh stakeholders.
  • Mengatasi kesenjangan digital.
  • Media mempromosikan kompetensi perusahaan.
  • Memperlancar transaksi bisnis.
  • Sarana penyebaran informasi secara luas.
  • Dll.

E-business, Pengertian & Dimensinya

Kali ini, saya akan membahas sedikit tentang e-business, memang sih tinggal copas doang karena ini memang tugas penulis saat semester 5 dalam membuat paper. Karena ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan juga maka tidak salah ngeshare dalam bentuk blog.

yap, langsung saja..

Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet telah membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas dan tepat waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan berbagai aktivitasnya secara elektronik. Untuk itu terciptalah e-business yang menunjang organisasi untuk meningkatkan proses bisnisnya.

Apa sih e-business itu??

E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi komunikasi, computer, dan data yang telah terkomputerisasi. (Steven Alter. Information System : Foundation of E-Business, Prentice Hall, 2002)

E-business secara sederhana adalah penggunaan internet untuk berhubungan dengan konsumen, rekan bisnis, dan supplier. Penggunaan internet menyebabkan proses bisnis menjadi lebih efisien. Dalam penggunaan e-business, perusahaan perlu untuk membuka data pada sistem informasi mereka agar perusahaan dapat berbagi informasi dengan konsumen, rekan bisnis, dan supplier dan dapat bertransaksi secara elektronik dengan mereka ynag memanfaatkan internet. Perbedaan antara e-business dan e-commerce adalah e-commerce hanya berupa transaksi secara elektronik di internet sedangkan e-business termasuk juga pertukaran informasi secara online, misalnya sebuah perusahaan manufaktur membagi informasi persediaan bahan baku ke supplier, sebuah lembaga keuangan membagi informasi tentang perbankandengan konsumen mereka, dan sebagainya. (Executive Guides : Business to Customer www.netessence.com.cy )

DIMENSI E-BUSINESS

Cakupan atau spektrum E-business sangat luas wilayahnya tergantung dari masing – masing orang melihat definisi “bisnis” itu sendiri. Untuk dapat mencakup dimensi ruang lingkup pengertian E-business, cara yang sering dipakai adalah dengan menggunakan prinsip 4w (what, who, where dan why).

Dimensi WHAT

Mengenai definisi dari E-Business sendiri, masing masing orang berpendapat berbeda, tapi apa saja yang terjadi ketika e-business itu berlangsung, itu juga perlu diketahui. Aktivitas e-Business mencakup kolaborasi antara perusahaan dengan para mitra bisnisnya, adanya transaksi bisnis, seta pertukaran informasi antara perusahaan dengan para pesaing usahanya, konsumen dan lain sebagainya.

Dimensi WHERE

Dalam E-business kegiatan bisinis dapat dilakukan dimana saja, sejauh pihak yang berkepentingan memiliki fasilitas elektronik/digital sebagai kanal akses. Hal ini menyebabkan hilangnya batasan batasan yang dapat menghambat suatu proses bisnis itu terjadi, seperti jarak, waktu, tempat,dll. Karena kegiatan bisnis dapat dilakukan dimana saja, kapan saja.

Dimensi WHY

Kenapa e-business perlu diterapkan?, atau kenapa kita harus mencoba melaksanakan e-business? Dengan Penerapan konsep eBusiness, dapat mereduksi biaya komponen yang tinggi secara efektif (cost cutting), dan memberikan kesempatan perusahaan untuk meningkatkan level pendapatannya (revenue generation) secara langsung maupun tidak langsung. Perusahaan juga dapat menjalin hubungan kerja sama dengan perusahaan berskala besar serta dapat melakukan transformasi dalam bidang bisnis.

Dimensi WHO

Semua yang terlibat dalam suatu proses bisnis atau suatu sistem bisnis dikatakan sudah menjadi pelaku e business ini, contoh Pelaku dalam e-Business: Agent, Business, Consumer, Device, Employee, Family, dan Government. Contoh: B2C; G2G (export-import); D2D (Device to Device, PDA dengan Handphone; atau B2F (Business to Family) dimana perusahaan penjual barang-barang kebutuhan rumah tangga dengan berbagai keluarga; dan lain sebagainya.

(bersambung ke post berikutnya)

Ganti Launcher Androidmu yuk

Apa sih launcher itu?

Launcher adalah aplikasi untuk merubah tampilan antar muka (interface) Android. Bukan tampilannya saja yang dapat dirubah, namun dengan menggunakan launcher, pengguna dapat juga merubah efek-efek animasi pada saat mengoperasikan ponsel / tablet Androidnya.

Setelah ane coba beberapa kali memakai berbagai launcher, Go Launcher mungkin bisa dikatakan yang terbaik karena pengaturannya cukup banyak, memiliki efek 3D yang menarik dan yang paling penting, tidak terlalu memberatkan sistem.. Sebenarnya masih banyak pilihan launcher lainnya dengan kelebihannya masing-masing. Untuk menentukan yang terbaik memang sangat relatif antara satu orang dengan yang lainnya karena hal ini sangat bergantung dengan selera masing-masing.

Tapi tidak ada salahnya kalo ingin coba-coba launcher lainnya.

Nah di sini ane mu share link beberapa launcher untuk android, sekitar 14mega dan terdapat 7 launcher sebagai berikut:

  1. 360 launcher
  2. launcher pro
  3. regina launcher
  4. android seven launcher
  5. claystone launcher
  6. espier launcher
  7. honeycomb launcher

download di sini